Saat keduanya terdiam. Erick yang dalam posisi berdiri di depan Syifa pun, dia duduk di sebelahnya dan Erick pun perlahan mulai membuka mulutnya, untuk memulai pembicaraan diantara mereka berdua. "Syifa sayang!" Panggil Erick. Mendengar itu, Syifa pun melihat ke arah Erick dan menjawabnya. "Iya mas! Ada apa?" Jawab Syifa dengan tatapan sedikit takut. Erick menghela napas panjang dan dia meraih tangan Syifa, lalu menggenggamnya dengan erat. "Kita pulang hari ini juga! Kamu … Tidak keberatan kan?" Tanya Erick yang masih terus memperhatikan ekspresi wajahnya Syifa. Syifa pun menganggukan kepalanya dan tidak menampakkan ekspresi wajah kecewa atau sedih dari raut wajahnya. Karena tujuan awal dia kembali ke desa itu, hanyalah ingin mengambil obat yang sangat penting dalam