Setelah berpikir cukup keras dan pada akhirnya, Syifa pun mendapatkan alasan untuk bisa mengambil obat itu di desa tempat dulu dia tinggal. Syifa pun menatap ke arah Erick dan dengan hati sedikit takut, dia pun mengumpulkan banyak keberanian di dalam hatinya. Hingga, pada akhirnya Syifa pun bisa membuka mulutnya untuk bicara. "Mas!" Panggil Syifa dengan suara gemetar. Erick yang sedang menaruh gelas kosong di meja sebelah tempat tidur itu pun melihat ke arah Syifa dan menjawabnya. "Ada apa? Apa ada yang membuat kamu tidak nyaman?" Tanya Erick dengan tatapan khawatir. Syifa menggelengkan kepalanya. "Tidak! Semuanya baik-baik saja. Aku merasa … Jauh lebih baik setelah minum obat itu. Tapi … Ada sesuatu hal yang lain, yang … Ingin aku bicarakan sama kamu mas," jawab Syifa sambil menundu