Jantung Agnes berdegup semakin cepat. Mendengar penuturan Brice yang selalu saja membuat detakan jantungnya tidak beraturan seperti ini. “Bagaimana kalau kamu yang memintaku untuk pergi?” Agnes balik memberikan pertanyaan, tanpa melepaskan tautan mata mereka. Brice mendekatkan wajahnya, kemudian meraup bibir Agnes dengan begitu liar, ia melumat, menyesap, dan menautkan lidah mereka dan berbisik, “Itu tidak akan pernah terjadi.” “Euhm… Brice…” Brice kembali melumat bibir sang istri dengan begitu intens, Agnes turut membalas ciuman yang sangat di d******i oleh Brice. Bahkan kini tangan Brice sudah bermain di bagian d**a wanita cantik itu di balik pakaian yang ia kenakan. Agnes mendongakkan kepalanya, melenguh dengan manja, membiarkan Brice menyesap tengkuk lehernya. Brice berpindah kem