Tiga hari sudah aku sakit, dan selama itu pula Mas Dilan sangat telaten merawatku. Aku benar-benar merasakan betapa Mas Dilan menyayangiku. Aku sampai merasa tidak enak karena sudah banyak merepotkannya. Seperti sekarang contohnya, meski aku sudah bilang kalau aku baik-baik saja, Mas Dilan masih saja kekeuh menyuapiku makan. Sepulang dari rumah Mas Juna, seharian aku banyak muntah. Namun, dua berikutnya sudah tidak begitu. Aku merasa sudah lebih baik, meski belum enak makan. “Besok kalau aku sembuh total, mau minta apa, Mas? Aku turutin semua, pokoknya.” ujarku ketika Mas Dilan baru saja selesai membantuku minum obat. “Itu gampang. Yang penting kamu sembuh dulu aja, De.” “Beneran, ini.” Mas Dilan malah tersenyum, lalu mengusap dahiku dengan ibu jarinya. “Kamu sembuh udah cukup. K