Dilan’s POV Setelah mandi dan berganti pakaian, aku merasa lebih baik. Rasa lelah akibat seharian banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, langsung berkurang drastis setelah seluruh badanku diguyur air dingin. Aku meraih ponsel yang ada di ranjang untuk mengecek balasan dari Dean. Ternyata tidak ada, dia bahkan belum membaca pesan terakhirku. Tidak apa-apa, mungkin dia masih macet di perjalanan. Ngomong-ngomong Dean, entah kenapa senyumku selalu mudah sekali mengembang hanya karena memikirkannya. Apalagi akhir-akhir ini. Dean tampaknya benar-benar berusaha keras untuk menjadi istri yang baik buatku. Dia yang dari kecil terlahir dengan sendok emas di tangan, tidak pandai sama sekali dalam hal memasak. Demi aku, dia kini rela berjibaku di dapur. Kadang percobaannya berhasil, tetapi