Damar lega karena pukul dua dini hari ia telah sampai kembali ke dalam kotanya. Kini ia tengah berpikir, kemana ia membawa Alice? Ke rumah keluarganya? Tidak mungkin.. Yang ada mama akan mengamuk kepadanya karena membawa Alice dengan keadaan seperti ini. "Tidak ada jalan lain. Rumah Mas Dhika." Ya, rumah sang kakak menjadi jalan alternatif Damar. Ia percaya bahwa Dhika bisa dipercaya saat ini. Dengan menancap gas mobilnya kembali, Damar sesekali melirik Alice yang masih tidak sadarkan diri. Racauannya tidak separah tadi. Kini hanya terdengar suara nafas halus Alice. Wanita itu benar-benar dicekoki obat tidur. Ia tertidur.. Merasa bahwa Alice kedinginan. Damar menepikan mobilnya sejenak. Ia langsung melepaskan jas kerjanya dan menutupi tubuh Alice dengan jas yang sedikit basah karena b