Ammar melangkah keluar mengejar Ziva yang kini sudah sampai ke teras. “Zira! Berhenti!” titah Ammar. Ziva tidak mengindahkan perintah tuan mudanya, ia melanjutkan langkah sampai menuruni teras. “Zira, hentikan langkahmu! Kau dengar aku?” Ziva akhirnya mengalah, merasa harus mendengar titah suaminya. Dia berhenti karena posisinya sebagai istri, bukan lagi pembantu. “Kenapa?” Tanya Ziva. “Ini maksudmu apa membawa tas begini? Kau mau pergi dari rumah ini?” “Menurutmu apa?” balas Ziva. “Kenapa kau pergi? Kau bahkan tidak minta ijin pada suamimu. Aku suamimu!” “Tapi saya lebih merasa kalau Anda majikan saya, buka suami. Sudah cukup! Kalau anda ingin membalaskan dendam Anda kepada Ziva, anda sudah berhasil. Sebab wanita lain tempat pelampiasan dendam Anda sudah merasa sangat tertekan