Di dalam ruangan kerjanya Gibran, dia mondar-mandir tidak jelas sambil mengusap wajahnya dengan kasar. “Gua harus bisa ambil hati Sasya lagi, harus! Tapi bagaimana caranya?” pikir Gibran yang bingung harus bagaimana cara minta maaf pada Sasya supaya Sasya bisa memaafkan dia. “Sebaiknya gua kirim bunga saja untuk Sasya, dia kan paling suka di romantisin,” ucap Gibran yang setuju dengan pemikirannya. Gibran langsung mengorder bunga mawar merah dan mengirimnya ke rumah Sasya. Haikal yang baru sampai di rumah pun berpapasan dengan kurir pengantar bunga. “Ada apa Mas?” tanya Haikal pada kurir tersebut. “Ini ada paket bunga Mas, untuk Mbak Sasya,” jawab kurir tersebut. “Dari siapa?” tanya Haikal. “Nama pengirimnya di sini Gibran,” jawab kurir tersebut. “Berikan sama saya saja, nanti say