Uci menjadi agak murung dan lebih penurut pada Edo semenjak ditinggal kerja oleh pacarnya. Gadis itu jadi lebih sering di rumah yang tentu saja membuat sang papa jadi sangat senang karena kapanpun ia pulang ia bisa menemukan putri bungsunya di rumah. Kadang jika taraf kesal Uci pada Adam sudah melampaui batas, cewek itu akan mengabaikan panggilan cowoknya seharian penuh dan menyibukkan diri pada persiapan acara pernikahan Tesa dan Edo. “Loh loh ini resepsi jadi diadain di rumah?” tanya Uci yang sudah sampai di depan rumah Tante Dian. “Jadi lah, emang mau di mana lagi? Lapangan bola sana?” tanya Omnya geli pada Uci. “Tapi ‘kan papa udah dapat gedung yang bagus, Om.” “Iya.. tapi Om mau kenangan pernikahan putri Om satu-satunya itu di sini, di tempat dia lahir dan dibesarkan.” “Wahhh Om