"Selamat makan," ucap Zea.
Elvan menghela napas panjang, "Iya, selamat makan." balasnya dengan nada malas.
Zea makan dengan tenang.
"Kamu sama Pandu sering makan di sini?" tanya Elvan.
"Hm?" Zea menoleh menatap Elvan, dia bingung mau memberi alasan seperti apa.
"Apa kalian berdua suka makan di sini?" sekali lagi Elvan bertanya sembari menyeka bumbu sate yang menempel di ujung bibir Zea dengan jarinya.
Zea menggeleng, "Gak sering, cuma pernah sesekali." jawab Zea diplomatis.
Elvan melanjutkan makannya setelah mendengarkan penjelasan Zea.
Cukup makan siangnya saja yang berantakan karena Ichiro yang berusaha mendekati mahasiswi magang, tidak dengan makan malamnya karena masalah nama Pandu.
Selesai makan, Elvan mengeluarkan dompetnya dan mengambil beberapa lembar pecahan receh uangnya
