Kedua mata Zea terbuka dan kembali menutup saat silau lampu sangat menyakitkan. Dia sedikit meringis saat merasakan sengatan nyeri dan mulas menjadi satu di perutnya. “Shhh!" Zea merintih membuat suster jaga di dalam ruang pemulihan tersentak dan langsung memeriksa kondisi pasiennya. “Anda sudah sadar, Bu?” Suara teguran lembut menggema di kedua pendengaran Zea. “Saya panggilkan dokter sebentar ya." Suster itu pergi meninggalkan Zea. Perlahan-lahan, kedua mata yang tadinya tertutup pun terbuka. Hal pertama yang dia lihat ialah atap berwarna putih polos di atas sana. “Ini di mana?” lirihnya nyaris tanpa suara. Zea mengerjap beberapa kali, berusaha menyesuaikan pencahayaan sekitar. “Aku kenapa di sini? Baunya tidak enak,” gumamnya lagi. Dia sungguh tidak suka dengan wangi obat-obatan