Zea mengangguk. Dugaan Elvan benar, pasalnya sejak tadi saat di toilet istrinya sudah mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Dibawa masuk ke dalam ruangan penuh pendingin ruangan pun wanita itu masih berkeringat, Zea menahan mulas kontraksinya. "Kenapa gak bilang dari tadi sih!" protes Elvan yang kembali melajukan mobilnya dan mempercepatnya. "Aku pikir kontraksi palsu aja, 'kan masih 7 bulan." Zea meringis menahan rasa mulasnya sambil mengusap perutnya. "Harusnya kamu ngomong, jangan-" "Mas mah orang lagi mules malah diomelin," potong Zea cepat. "Aku khawatir, Sayang." Elvan masih berusaha fokus nyetir walaupun dia berdebat dengan istrinya. "Mama kenapa, Pa? Apa mama mau melahirkan?" tanya Yuza kritis. Zea menggeleng. "Gak, Sayang. Mama hanya sakit perut," jawab Zea. Dia berh