BAB 2 Long Time No See

1277 Kata
"Kerja yang bagus Audrey"kepala atasan tersenyum manis saat mendapatkan data yang dia dapatkan dari hasil kerja Audrey. "Hm...bisakah aku pergi sekarang." Audrey mengambil jaket kulitnya dan kunci mobil yang dilemparkan oleh Diandra. Tanpa mendengarkan perkataan atasannya Audrey telah terlebih dulu meninggalkan markas dia ingin datang ke suatu tempat dimana dia akan melepaskan semua amarah dan penatnya. ******** Dengan membawa dalam kecepatan tinggi Audrey membela jalanan London yang mulai dalam keadaaan ramai meskipun jam menunjukkan pukul 1 pagi. Audrey sampai di sebuah tempat yang terlihat seram karena hanya di terang oleh lampu kuning yang remang. Dengan langkah santai Audrey masuk mekipun di depan ada dua penjaga yang bertubuh kekar dan besar.tapi mereka tak berani untuk mencegat Audrey sang ratu mematahkan tulang.begitu Audrey di kenal bahkan tak segan segan dia menghilangkan nyawa orang dalam satu malam. "Siapa lawan terkuat malam ini?"Audrey melempar jaketnya ke salah satu sofa kulit yang terlihat usang. Di depannya banyak orang orang yang sedang menonton pertandingan saling membunuh demi mendapatkan uang. "Axelion pria itu sudah dua malam ini selalu menjadi pemenang." Pria berkepala pelontos itu adalah manager di tempat ini. Audrey menatap pria bertubuh kekar.tapi tak pernah membuat Audrey merasa takut dia harus mencoba mengetes tekniknya dalam bela diri. "Aku akan melawannya setelah dia menjatuhkan lawannya"Audrey masih fokus menatap ke depan. Sampai dia melihat Axelion menjatuhkan lawan yang sudah hampir setengah mati.para penjaga mengangkat tubuh lawannya yang pasti pria itu akan di rawat di rumah sakit. "Baiklah malam ini adalah malam yang menegangkan dimana Axelion harus melawan satu orang sebelum dia mendapatkan 1000 $ dolar.dan lawannya adalah wanita di sana."pembawa acara menujuk Audrey untuk naik keatas ring. Semua penonton sangat meremehkannya melihat seorang wanita yang sexi melawan seorang Axelion di atas ring bukanlah sebuah hal yang lucu. "Hei baby aku tak ingin bertanding denganmu bagiamana jika di atas ranjang saja"Axelion menyentuh dagu Audrey membuat penonton bersorak. "Hem beri aku 5 menit.setelahnya jika aku kalah ayo kita bermain di atas ranjang"ucapan Audrey membuat Exel tergiur pria itu siap melayangkan pukulanya.tapi terlambat karena Audrey telah lebih dulu memukul perut Exel dengan keras. Membuat tubuh pria kekar itu terhuyung mundur.Exel tak menyangka wanita di depannya ini cukup kuat juga Exel bersiap menendang perut Audrey tapi lagi lagi gagal karena Audrey dengan cepat menendang tulang kering Exel. "Ahhh"axel merasakan sakit yang amat sangat di tulang keringnya Audrey hanya tertawa dan kembali memukul wajah exel yang saat ini sedang lengah.Exel membalas pukulan Audrey tepat mengenai perutnya tapi Audrey tak tinggal diam dia kembali membalas dengan menendang perut Exel membuat pria itu terjatuh karena gagal menstabilkan tubuhnya. Audrey tak tinggal diam ia memutar jari tangan kanan exel hingga menimbulkan krakk..patah. "Stopp"pertandingan di hentikan karena lawannya sudah hampir sekarat sayangnya disini dia tak boleh menghabiskan nyawa lawannya. "5..4..3..2...1"Audrey tersenyum melihat Exel tak bisa bangun kembali melawannya. "Pemenangnya adalah Audrey"semua penonton bersorak atas kemenangannya tapi dia tak memperdulikannya Audrey langsung berjalan menuju ruangan yang memang khusus untuk dirinya. Audrey langsung melepaskan kaos hitam yang dia pakai.dengan sedikit kesakitan karena luka sayatan diperutnya kembali berdarah akibat pukulan dari exel. "Sialan kenapa harus berdarah lagi"Audrey terpaksa harus mengganti perbannya yang basah akibat darah segar yang keluar begitu banyak. Setelah menggantinya secara asal Audrey membaringkan tubuhnya di atas ranjang yang selalu di rapikan untuknya. Sebentar lagi tiba seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya dan membawa sebotol wine atas kemenangannya. Audrey menuang alkohol di dalam gelas kaca dengan perlahan di mencicipi rasa pahit saat menelannya Audrey menikmati alkohol yang terisi setengah di gelasnya Sambil memandang lukisan tua di depannya. Pandanganya kosong tak ada yang di inginkan selain membalas dendam dengan seseorang yang selalu dia cari keberadaanya. Audrey berusaha menemukan pria itu melalui aksesnya yang sebagai mata mata.tapi Audrey merasa dirinya belum siap untuk melakukan pembalasan,entahlah dia merasa takut jika dia harus kembali jatuh ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Dringgg..drinnggg "Hallo agen A301 disini" "A301 kau harus menyelesaikan tugas yang baru saja di kirim oleh atasan" "Apa yang harus aku lakukan" "Kau akan dikirim ke london dalam misi mengawal salah satu petinggi besar yang akan tiba di London" "Kapan akan di lakukan" "Besok pagi kau akan di kirim bersama R200 dan D102 tugas kalian bukan cuman menjaga tapi kalian juga akan menangkap salah satu mafia yang sudah lama di incar".Audrey yang mendengar itu hanya diam tak ada satu katapun yang meluncur dari bibirnya. "A301 apa kau mendengarkan?" "Yeah aku siap"Audrey langsung mematikan panggilannya. London kota yang pernah menjadi saksi bisu seorang Audrey manis dengan bodohnya mencintai pria yang hanya menginginkan tubuhnya. ***** Audrey,Layla,Diandra turun dari helikopter yang khusus di persiapkan untuk mereka agen rahasia terbaik. Dengan pakaiannya formal Audrey terlihat cantik rambutnya di sanggul tinggi,di bagian kerah jasnya di pasang alat penyadap suara.Audrey menyimpan pisau dan pistol di bagian perutnya.dia tak tau musuh apa yang akan di hadapi. "Kau sudah siap?"Diandra muncul dari salah satu lift. Audrey hanya menganggukkan kepalanya di dalam lift dia mencoba mengatur energinya meskipun sekarang tubuhnya masih sakit,tapi dia harus tetap kuat menyelesaikan misi ini. "Apa kau baik baik saja"Diandra menyentuh lengan Audrey membuat Audrey tersadar bahwa mereka kini telah sampai di lantai 9. Audrey dan Diandra berdiri di depan pintu aula yang menjadi tempat pertemuan para petinggi berwajah dua. Sedangkan Layla sedang memantau dari layar 5 layar monitor di depannya. "Bersiaplah target 1 sedang berjalan memasuki lift"Layla berbicara lewat alat komunikasi yang terpasang di telinga Audrey dan Diandra. Audrey merenggangkan kepalanya saat melihat pria yang 20 tahun lebih tua darinya datang dengan 4 orang bodyguard. "Dia Frans pria berusia 43 tahun dia salah satu pemilik terbesar mabel obat terlarang di kota london"Audrey dan Diandra hanya mendengar apa yang di katakan Layla.Diandra dan Audrey tersenyum membukakan pintu untuk Frans yang tersenyum genit kepada Audrey. "Kau tak mengikuti aku masuk saja cantik"tangan Frans menyentuh pergelangan Audrey,Audrey merasa jijik ingin segera di menembakan timah panas itu di kepalanya.tapi lagi lagi di harus profesional bukan pria busuk ini yang di incarannya. "Terima kasih tuan atas kehormatan anda tapi tugas saya belum selesai bersediakah anda menunggu"Audrey tersenyum seraya melepaskan pegangan tangan Frans pada dirinya. "Audrey,Diandra target 2 hampir sampai bersiap" Lift terbuka pria dengan wajah angkuh dengan kaca mata hitam yang terpasang di wajahnya yang terbilang cukup tampan kali ini dia membawa cukup banyak bodyguard sekitar 6 orang membuat Audrey tertawa dalam hati."kurasa kau lebih mudah di kalahkan"Audrey melirik Diandra yang juga kini menatapnya. "Selamat datang tuan"Diandra tersenyum centil tangannya gatal ingin menangkap pria yang tampan tapi iblis baginya. "Dia Marvel mafia bertangan dingin dia juga punya pertambangan emas kalian hati hati Marvel pria licik yang suka mengunakan racun sebagai senjata"ucapan Layla membuat Audrey semakin tak bisa menahan tawa pantas saja Marvel di kawal oleh banyak bodyguard. "Tapi bukan dia Audrey ada 1 pria lagi yang berbahaya sebentar lagi akan tiba dia juga orang yang cukup kuat berhati hatilah kalian". Audrey tak sabar melihat siapa mangsa yang akan di hadapi lift terbuka.tapi tubuh Audrey seketika membeku jantungnya terasa berhenti saat matanya kembali di pertemukan dengan mata hazel yang dingin itu. Audrey berusaha menormalkan dirinya kembali dan menyadarkan dirinya bahwa yang di depannya bukanlah Leonard.tapi apa yang di dengar dari Layla membuat Audrey membenci hari ini di sepanjang hidupnya. "Dia Leonard Alvero salah satu pengusaha yang paling di takuti,dia adalah pemimpin salah satu kartel yang cukup di incar para mafia lainya,Leonard salah satu ladykiller yang membuat para wanita rela telanjang untuknya"kata kata Layla membuat Audrey muak dia melepaskan alat yang terpasang di telinganya.untuk saat ini dia tak perlu informasi apapun tentang pria bajingan didepannya karena tanpa perintahnya Audrey juga mengincar nyawanya "Long time no see Leonard Alvero"Audrey menatap Leonard dengan padangan dingin tampaknya Leonard masih belum menyadari kedatanganya. Itu akan bagus untuk Audrey karena dia perlu mengambil nyawa Leonard tanpa perlu dia ketahui apa sebabnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN