Setibanya di ruang divisi personalia, Shaki yang berjalan mengendap-endap, berusaha agar tidak mengganggu fokus karyawan lain, berlari kecil tanpa suara menuju kubikelnya. Ia dudukkan tubuhnya di atas kursi, memasukkan kembali berkas-berkas yang ia bawa ke dalam Ordner Bindex pada lemari di sampingnya, kemudian menyalakan perangkat CPU di bawah meja, sembari melirik pada Rara, yang sepertinya sedang sibuk dengan pekerjaannya. “Lu dari mana aja, sih, Sha? Jam segini baru balik ke kantor,” tanya Rara, tanpa menghentikan kegiatannya. Mendengar pertanyaan dari sahabat, sekaligus rekan kerjanya, Shaki hanya bisa mengusap wajahnya, kasar, lalu mengikat rambutnya yang tergerai dengan sebuah penjepit. “Gara-gara semalam aku gak bisa tidur, setelah rapat evaluasi tadi, aku malah ketiduran di au