Flashback, sebelum tiba di kost-an Shaki.
Seorang pria tampan berkemeja hitam, dengan kancing bagian atas terbuka, dan dasi terpasang longgar, nampak tengah duduk di atas kursi kerjanya, meregangkan otot-otot tubuh yang terasa begitu kaku, setelah seharian ini menghadiri tiga meeting penting, lalu disibukkan dengan beberapa laporan yang harus ia telaah, dan tanda tangani sebagai persetujuan, sebelum diberikan kepada Direktur Utama. Belum lagi, dia juga harus mengurus management sumber daya manusia perusahaan, yang akan mulai diperbaharui setiap bulan kedua, baik dalam kantor, maupun tim lapangan. Pekerjaan yang benar-benar tidak bisa dilepaskan begitu saja, apalagi dibiarkan lebih lama.
Pria itu melirik jam yang melingkar di tangan kiri, sudah menunjukkan pukul delapan malam, lalu beral
