Bela berlari mengejar sosok wanita itu, menahan pergelangan tangannya sebelum ia sempat masuk ke dalam restoran. “Tunggu!” Spontan, wanita itu berbalik dan menghempaskan tangan Bela. Namun gerakannya terhenti saat mata mereka bertemu. “Kamu … selingkuhan Davka kan?” tebak Bela tanpa sensor. Mira membelalak, menoleh ke kanan dan kiri dengan cepat, khawatir ada yang mendengar Bela barusan. Lantas, ia tertawa canggung. “Kamu ngomong apa sih? Lepasin!” Mira menyentak tangannya, namun cengkraman tangan Bela sangat erat. “Jawab dulu baru aku lepasin,” kata Bela tegas. “Apa mau kamu sih? Lepasin!” Mira meronta-ronta. “Aku ke sini cuma mau makan. Lepas!” “Jawab dulu!” Bela bersikeras. Mira baru tahu betapa keras kepalanya Bela sekarang. Ia sama sekali tidak mengendurkan pegangannya di tan