Bab 47. (Bukan) Akhir

1131 Kata

Tak pernah terbayangkan di benak Davka bahwa Mira akan hadir di ruang sidang ini sebagai saksi. Tapi nyatanya, wanita yang meninggalkan Davka dalam kondisi sakit hati dan merasa terbuang sebulan lalu itu benar-benar duduk di kursi saksi dengan dagu terangkat penuh percaya diri. “Memang benar, Pak Hakim. Sejak sebelum mereka bercerai, saya dan Davka sering menginap di hotel itu. Yah, tentu Pak Hakim tahu apa yang kami lakukan selama menginap,” jelas Mira tanpa tahu malu. Wajah Davka sudah memerah karena malu dan marah. Sementara orang-orang di sekitarnya langsung kasak-kusuk, beberapa melirik ke arahnya dengan tatapan menghakimi. “Kenapa Anda mau mengakuinya di depan publik seperti ini?” Hakim bertanya. Mira tak langsung menjawab. Ekspresinya yang tadi dipenuhi dendam pada Davka, perlah

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN