Alexander menggiring Florence menuju lift yang ada di dalam gedung itu dan memencet lantai 7. Lantai teratas dari gedung berdinding abu-abu itu. Florence melirik ke arah pria yang berdiri di sampingnya. Satu tangannya masih terselip ke dalam saku celananya sementara tangan yang satunya melingkar ke pinggang Florence. Wajahnya memantulkan cahaya merah dari neon yang terpasang di dalam lift,terlihat menyeramkan tapi memukau di saat bersamaan. Membuat Florence tidak bisa mengalihkan pandangannya dari mata pria itu. “Kemana kah kita menuju, Tuan?” tanya Florence. Alexander tidak menjawab. Ia hanya tersenyum. Tepat bersamaan dengan bunyi dentingan yang menandakan lift sudah sampai di lantai yang dituju. Pintu terbuka, dan sebuah ruangan dengan nuansa yang berbeda dengan di bawah terpampang