Di ambang pintu dapur, Florence melihat kilauan benda perak yang membuat langkahnya terhenti. Belati, Alexander! Ia pun menunduk dan meraih benda itu. Sementara it di dapur, teriakan dari Alexander yang memanggil namanya terus terdengar, diikuti oleh geraman dan balasan teriakan balik dari Terry. “Tuan Oberon, semakin kau bergerak semakin susah bagiku untuk mengeluarkan peluru ini. Tenanglah sebentar!” seru Terry sementara kedua anaknya berusaha mati-matian menahan tubuh pria itu agar tidak bergerak. Sadar bahwa kekuatannya melemah dengan adanya peluru di dalam tubuhnya, tidak ada yang bisa dilakukan Alexander kecuali menuruti Terry. Sementara Terry berusaha mencari peluru yang bersarang makin dalam di tubuh Alexander, Florence sudah berdiri diujung ruang tengah dengan menggenggam