“Kau salah bila mengira aku lemah, Florence….” Alexander meraih tubuh Florence yang ada diatasnya dan mendorongnya agar terbaring kembali diatas kasur, sebelum kemudian menindihkan tubuhnya sendiri ke atas badan wanita itu. Satu tangannya meraih leher Florence dan mulai meremasnya. “Aku bisa membunuhmu bahkan tanpa mengedipkan mataku. Apakah kau yakin kau ingin bermain denganku? Lupakah dirimu bila mahkluk ini menggigit?” Florence bisa merasakan remasan di lehernya kian melilit. Sesuatu yang seharusnya membuatnya ketakutan, tapi entah mengapa berada di posisi itu dengan Alexander, justru membuatnya bukannya ketakutan tapi bersemangat. Dengan suara tercekik, Florence menjawab, “Aku tidak takut pada ancamanmu, Alex. Aku bisa melihat kesepian di matamu, karena aku juga memilikinya.” Al