28. Mimpi Buruk Alexander

2245 Kata

“Mengapa kau melakukan ini, Meena?” tanya Alexander. Tangan kirinya mencengkeram leher wanita itu, menempelkannya ke dinding sementara tangan kanannya menggenggam belati perak miliknya. Berukir namanya dan bermanik merah benda itu terasa berat di genggaman Alexander, seakan paham akan kebimbangan hati pemiliknya. “Kau tahu mengapa. Aku benci jenis mu. Aku benci diriku sendiri karena sudah membiarkan dirimu mengubahku. Aku benci dirimu. Aku benci akan semua ini.” Suara wanita itu terdengar dingin menembus ke dalam jantung Alexander yang sudah tidak berdetak. Benci? Alexander paham betul akan kebencian. Ia hanya tidak sadar bahwa wanita yang membuatnya sanggup untuk mengikir sedikit rasa benci itu, rupanya memiliki perasaan yang sama sepertinya. Benci. Benci padanya. “Jenismu membunuh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN