Bab 18 - Bertemu Keluarga

1830 Kata

Suara bel berkali-kali membuatku tersadar. Ah, pasti Panji. Akhirnya kuputuskan untuk mengintip dari area kecil di pintu yang memang berfungsi untuk melihat keluar pintu. Ternyata dugaanku salah. Bukan Panji yang datang dan yang kulihat justru seorang wanita yang tak asing berdiri depan pintu. Untuk apa Tante Dian kemari? Aku langsung membuka pintu dan bersalaman. Walau aku membenci Ayah, tapi aku tetap menghormati wanita ini. Kemudian aku mengajaknya masuk dan duduk di ruang tamu. Sejujurnya dalam hatiku diam-diam berpikir bahwa wanita yang berstatus sebagai ibu tiriku itu bukanlah wanita jahat. Hanya saja aku belum siap mengakuinya. “Ada apa sampai Tante repot-repot datang kemari?” tanyaku pelan. Sedikit kuulas senyum agar Tante Dian tak tersinggung atas sikapku. Se-benci-bencinya aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN