Bab 4 - Ternyata Panji

602 Kata
Begitu tiba di kelas, yang kusapa kali pertama adalah Rere, sahabatku. Dia terlihat tersenyum sendiri menatap layar ponsel pintarnya. Aku yakin, sahabatku ini pasti sedang kasmaran. “Mana dosen galaknya, Re? Kukira aku sudah terlambat.” Bukannya menjawab, Rere malah semakin serius pada ponselnya dan tak menghiraukan pertanyaanku. Dasar … dia pasti benar-benar sedang jatuh cinta! “Rere…,” rengekku. Wanita berambut sebahu ini masih saja menatap layar ponselnya. Karena penasaran, akhirnya aku merampas paksa benda itu dari tangannya. “Apa sih, Fel? Ganggu orang lagi senang aja, ih!” ucapnya dengan nada manja khasnya. Aku langsung melihat-lihat chat Rere dan Devan. Setelah membaca sekilas percakapan mereka, aku mulai mengerti bahwa Devan baru saja menyatakan cinta pada sahabatku ini. Meskipun aku tidak percaya pria dan menganggap semua pria pendusta, tapi aku tak pernah memaksa Rere untuk sependapat denganku. Jadi, jika sekarang Rere punya pacar, aku tak akan mempengaruhinya atau mengomporinya tentang betapa tidak bisa dipercayanya makhluk bernama pria. “Ciee, ada yang udah jadian, nih, kayaknya. Senangnya lihat sahabatku yang manja ini bahagia,” ucapku sambil sedikit mengacak rambutnya. Rere mengambil kembali ponselnya dari tanganku, lalu tersenyum bahagia. “Haha, makasi, ya. Akhirnya, nggak jomlo lagi, deh.” Aku ikut tertawa mendengar ucapan Rere. Namun tak lama, aku kembali teringat dengan dosen baru yang akan mengajar kami hari ini. “Oh, ya, Re. Udah pukul sebelas, tapi kok, dosennya belum datang juga, ya? Padahal aku udah buru-buru banget. Untung ada teman yang kebetulan searah ke kampus ini,” kataku. “Maaf, Felisku Sayang. Sebenarnya dosen barunya masuk pukul dua belas. Aku bilang gitu supaya kamu cepat berangkat.” Rere menatapku sambil cengengesan. “Dan soal dia galak atau nggak, aku kurang tahu, tuh. Aku sengaja aja bilang gitu biar kamu nggak telat datang ke kampus.” Aku manyun semanyun-manyunnya, sedangkan Rere cekikikan geli melihat ekspresiku. Pasti dia begitu bahagia karena sudah berhasil mengelabuhiku. “Huh, kukira kamu serius. Aku udah panik, tahu,” protesku. “Asal kamu tahu, ya, aku tuh berangkat ke kampus dari pukul sembilan. Daripada aku sendirian, jadi aku berinisiatif telepon kamu biar berangkat lebih cepat.” “Loh, memangnya kenapa berangkat sepagi itu?” tanyaku penasaran. Dari gelagatnya, aku curiga, kemungkinan ada hubungannya dengan Ibu tiri Rere. “Ah, sudahlah nggak usah dibahas. Oh, ya, tadi kamu bilang ada tumpangan dari teman yang juga satu kampus dengan kita, siapa dia? Seingatku, kamu nggak ada teman lain kecuali aku.” Pertanyaan-pertanyaan Rere bagaikan menginterogasiku. “Oh, baru-baru ini kenal, kok. Itu juga karena nggak sengaja,” jawabku singkat, aku tak ingin pembahasan ini berlanjut. Bahaya jika Rere salah paham dan menganggap aku menyukai pria itu. Aku berusaha mengalihkan pembicaraan dengan pura-pura membaca novel yang belum lama kubeli. Ini lebih baik daripada harus menjawab segala pertanyaan Rere atau membicarakan masalah pria. Sejak awal, Rere tahu bahwa aku tak sedikit pun mau terikat suatu hubungan yang biasa orang-orang katakan dengan pacaran. Aku bukannya tidak menyukai pria, aku hanya tipe pemilih yang trauma akan semua pria yang berkhianat. Aku hanya ingin menjalin suatu hubungan bila ada seorang pria tulus yang berhasil mematahkan anggapanku tentang semua pria itu pengkhianat dan pendusta. Namun aku yakin, sekarang bukanlah waktu yang tepat. Jika saatnya tiba, Tuhan pasti mengirimkan pelipur luka di hatiku. “Selamat siang semuanya.” Suara seorang pria menyapa kami semua. Kuyakini itu adalah suara dosen baru yang sempat aku dan Rere perbincangkan akibat ulah konyolnya berbicara yang tidak-tidak tentang dosen tersebut. Betapa terkejutnya aku, ternyata dosen baru kami adalah sosok pria yang kukenal. “Saya Panji, mulai sekarang saya menjadi dosen kalian menggantikan Pak Rafli.” Ya Tuhan ... bagaimana nasibku sekarang?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN