Sava masih tertegun bingung ketika Nina meninggalkan dirinya dalam kondisi seperti habis menangis. Sebenarnya dirinya ingin menghampiri Nina lagi namun diurungkan niatkan karena takut membuat wanita itu merasa tidak nyaman, maka jadilah ia pergi setelah menuntaskan urusannya. Saat sampai di lobi utama ia seperti melihat sosok Jasmine yang sedang berdiri di depan meja receptionist. Perlahan ia menghampiri wanita itu dan menepuk pundaknya. “Hai, Sava? Hampir jantungan aku.” “Maaf menganggetkanmu. Apa yang kau lakukan disini?” “Oh aku sedang ada urusan di salah satu perusahaan lanta lima belas, dan aku sedang menunggu orang yang bekerja di perusahaan tersebut.” “Ada interview kah?” tanya Sava lagi. “Hm, semacam itu. Ada tawaran menarik untuk ku yang pekerja lepas tapi aku juga sedang

