Mereka sudah berada dalam perjalanan pulang setelah melakukan konsultasi ke dokter kandungan guna mengecek kondisi sel telur Sava. Setelah melakukan konsultasi dan dokter menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi membuat Sava diam saja setelah keluar dari ruangan dan duduk seperti menatap sesuatu dengan pandangan kosong namun di kepalanya banyak sekali pertanyaan yang ingin ia utarakan tapi tertahan pada lidahnya yang mendadak kelu. Bian cukup memahami kondisi istrinya itu dan memilih untuk diam saja memberikan Sava ruang untuk menenangkan diri. Barulah setelah mereka sampai di rumah, Bian menuntun Sava turun dari mobil dan langsung masuk menuju kamar mereka.
“Sayang.” Panggil Bian dengan lembut sambil membelai kepala istrinya. Sava mendongak dan memandang Bian dengan tatapan yang sulit u
