"Ini Om, hasil video saya. Tidak HDR memang karena pencahayaannya darurat. Tapi cukup jelas untuk melihat nomor polisi dan wajah orang-orang yang terekam di sana." Kiran menyerahkan ponselnya pada Demitrio. Saat ia tiba di rumah, Demitrio sudah lebih dulu menunggu di depan pintu gerbang. Demitrio mengerutkan dahi, sesaat setelah ponsel ada di tangannya. Ekspresinya sangat serius saat memandangi ponsel. "Bagaimana Om? Sangat mencurigakan bukan? Untung saya tadi sempat merekamnya. Dengan begitu Om jadi punya bukti untuk menekan baik itu Pak Irman maupun Pak Harry." Kiran membusungkan d**a. Bisa menyombong di hadapan Demitrio itu bangganya level benua. "Bukan video mereka berdua yang saya amati. Tapi ini, si dokter Khairil tanpa Anwar mengirim pesan. Katanya apa kamu bersedia ditraktir m

