Demitrio membawa Kiran ke kafe Biru. Kafe Biru ini milik Ario Sentanu, teman SMAnya. Demitrio menyukai kafe ini karena pengaturan antar meja berjauhan satu sama lain. Dengan begitu pembicaraan tiap pengunjung menjadi lebih privat. "Hapus dulu riasan wajahmu di toilet, Ki. Jangan sampai orang mengira kalau saya baru saja menganiayamu." Demitrio memandu Kiran menuju toilet. "Saya sudah membersihkan wajah dengan tissue basah di ujung jalan tadi kok, Om," bantah Kiran. Ia memang sudah membersihkan wajah dengan berlembar-lembar tissue basah selama menunggu Alexa datang menjemputnya. "Tapi masih ada bagian yang belum bersih, Ki. Ini contohnya. Matamu masih mirip dengan film kolosal Pendekar Mata Satu." Demitrio mengusap mata kanan Kiran. "Masa sih?" Kiran meringis. Ia tengah membayangkan p

