Tak lama setelah operasi, Kelana belajar melakukan aktivitas harian dengan cara baru, termasuk menggunakan kursi roda. Ia bersyukur selama proses yang berat dan menyakitkan itu, Ines selalu mendampingi. Semula ia mengira dirinya yang lumpuh akan menjadi beban bagi wanita itu. Ternyata dugaannya meleset. Mata Ines senantiasa berbinar saat mereka bersama. Sama seperti mata Karina yang merasa hidupnya penuh karena ikatan cinta. Berkat kehadiran Ines, kehilangan fungsi kaki, kehilangan Anindya dan Paman Yuna tidak lagi terlalu menyiksa. Aku berteriak sekuat tenaga sembari mengguncang tubuh putraku. "Ada apa, Marni?" Bapak tiba-tiba muncul, detik berikutnya, Bapak meraih Bagas kedalam gendongannya."Ada apa dengan Bagas, Marni?" tanya Bapak kearahku. Aku terdiam, tak sanggup mengeluarkan sepa