*** “Sein, Stefan…?” Maureen bergumam pelan, menatap syok pada kedua anaknya. Dengan langkah berat, ia memasuki kamar tersebut, tidak lupa menutup pintu di belakangnya. Maureen masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dilihatnya. Mereka berciuman? Dan terlihat keduanya saling menikmati. Oh astaga… Maureen sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Untung saja dia datang sendirian ke kamar putrinya. Coba kalau kedua mertuanya ikut, atau Caroline, kakak iparnya… ah, bahkan Maureen tidak sanggup sekedar membayangkan hal itu. Di sisi lain, Sein menatap kaget pada Ibunya. Ia mengusap bekas air liur di dagunya dengan gerakan asal. Melirik sejenak pada Stefan, ia melihat pria itu bersikap biasa saja, yang membuatnya agak kesal. Maureen menghentikan langkah di hadapan m