*** Tiba di ruang tengah, Leon menyadari bahwa Stefan dan Sein masih di meja makan. Dengan perasaan geram, ia memanggil nama putrinya itu. “Sein…!” Suaranya menggelegar, membuat Maureen terperanjat kaget, sementara Sarah dan Nick menatap bingung pada putra mereka. Di sisi lain, Stefan melepaskan bibir Sein dari ciumannya begitu mendengar suara menggelegar sang Ayah. Wanita itu mendorong d**a bidangnya, tetapi ia enggan menjauh. “Iya… Daddy …!” Sahut Sein dengan suara gugup. Panggilan dari sang Ayah nyaris membuatnya jantungan. Ia merasa takut akan kepergok oleh pria tersebut. Membayangkan apa yang akan terjadi, Sein tidak berani mengambil resiko. Disisi lain, ia kesal dengan Stefan, yang bukannya menjauh malah semakin menghimpit tubuhnya. “Menjauhlah! Nanti kalau Daddy lihat bagaimana