Ini bukan tentang siapa yang paling mengerti. Akan tetapi, ego masing-masing yang terlampaui tinggi. Baik Bara maupun Leta, dua-duanya sama-sama bersalah dalam prahara kali ini. Awalnya mungkin hanya sebuah kesalahpahaman karena ponsel yang mati. Sehingga Bara tak mengetahui pesan dan panggilan suara yang Leta kirimkan padanya. Namun yang terjadi setelahnya merupakan kesalahan kedua belah pihak. Dimana kecemburuan menguasai Bara, sampai tak bisa mengendalikan dirinya. Dimana Leta sendiri pun juga tidak tulus meminta maaf. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri. Memangnya di sini hanya Leta saja yang merasa lelah? Bara juga. Keesokan harinya, benar saja..suasana masih belum kembali seperti sediakala. Dua insan itu masih terlibat dalam perang melawan ego sendiri. Saling mengunci bibir, berh