34. Kejutan

1111 Kata

"Mulya! Mulya! Di mana kamu?!" seru Alka melangkahkan kedua kakinya lebar-lebar. Galen mendengar suara ayahnya pun keluar, dia mencoba mengintip dari celah pintu kamarnya. Galen sudah berpesan kepada ayahnya agar tidak mengadukan kepada Mulya kalau dia-lah orang yang mengadu. "Aduh, Papa beneran marah sama KakMulya!" Tapi Galen tidak perlu salah paham kepada sang Ayah. Karena kemarahan Alka bukan tanpa sebab. Ayahnya Galen melakukan ini karena peduli kepada Mulya. Walau Mulya-nya saja yang susah diberitahu. "Saya di kamar, dok! Kenapa pakai teriak-teriak segala, sih? Padahal saya dengar, lho." Mulya keluar kamar layaknya orang tidak punya dosa. Kedua sudut bibirnya dia tarik membentuk sebuah cengiran. "Masih bisa kamu nyengir, ya?" tunjuk Alka ke hidung Mulya. "Baru aja kamu makan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN