Mulya membawa Galen ke pusat street food. Banyak makanan pedas yang kini Mulya dan Galen borong. Di tangan Mulya memegang sate usus sampai sate kerongkongan, sedangkan di tangan Galen memegang permen kapas dan berbungkus-bungkus makanan lainnya. Mulya dan Galen tampak senang daripada di Kota Tua tadi. “Kakak, aku jadi tim Kakak saja. Soalnya kalau jadi tim Kakak terjamin makan enak,” ucap Galen terkikik geli. Mulya mengangguk senang dan kembali memakan sate usus kesukaannya. Cara mendapatkan hati bapaknya, curi dulu hati anaknya. Kalau anaknya sudah suka, pasti bapaknya ngikut. Setidaknya itulah yang ada di otak Mulya. “Lebih baik Papa gak usah datang ke sini deh. Kalau Papa datang, nanti cuma ngerusakin suasana,” ucap Galen. “Ekhem.” Suara deheman terdengar membuat Galen memelotot

