Bian membungkuk dan kembali bertanya. “Ada apa? Kau ingin sesuatu?” tanyanya. Shava menatap Bian dengan pandangan yang tak terbaca dan mengatakan, “Apa Shava boleh istirahat dulu? Kaki Shava sakit.” Dengan sesekali menunduk dan menatap arah lain karena takut. Bian terdiam karena terkejut dan seketika menepuk jidat. “Ya Tuhan,” desahnya. Tanpa aba-aba Raga segera mengangkat Shava dan menggendongnya di depan menggunakan lengan kokohnya untuk menopang berat tubuh Shava. Entah hanya perasaanku saja atau memang berat badan Shava sedikit bertambah sejak pertama kali ia menggendongnya saat Shava sakit waktu itu. Sekarang Shva terasa sedikit lebih berat. “Papa jangan gendong Shava. Papa kan baru sembuh, kalau menggendong Shava nanti papa capek,” kata Shava. Ia teringat ucapan dokter saat men