Dengan hati-hati Rani membaringkan Shava saat merasa punggungnya seolah mau patah. Sedari tadi ia terus memangku Shava yang terlelap khawatir jikalau Shava akan terbangusn jika ia membaringkanya. Tepat di saat itu Raga memasuki kamar dengan jejak memar di rahang bekas pukulan Bian. Ia berjalan menghampiri Rani yang saat ini tengah berusaha bangun dari ranjang dengan hati-hati setelah membaringkan Shava. “Keluar.” Rani begitu terkejut mendengar bariton Raga yang terdengar dingin hingga bulu kuduknya terasa meremang. Ia yang terlalu memperhatikan Shava dan berusaha agar tak membangunkannya, tak menyadari jika Raga berada di sana. Rani berbalik dan melempar senyum ragu di mana ia tak berani menatap Raga. “Y–ya, ba–baiklah,” jawabnya yang kemudian melangkah dan berjalan melewati Raga menuj