Demam

1202 Kata

“Shava, badanmu panas sekali.” Rani kembali menempelkan plester demam di dahi Shava. Plester demam yang mungkin sudah ketiga kalinya dalam semalam. Padahal kemarin setelah pulang dari ulang tahun Lisa semuanya tampak baik-baik saja. Begitu juga tadi pagi, tapi menjelang sore tiba-tiba badan Shava sangat panas. Karena terlalu panik Rani sampai mengganti plester demam tiga jam sekali. “Apa hubungi Bian saja dan memintanya membawa ke rumah sakit?” gumam Rani. Namun ia segera menggeleng mengenyahkan pikiran tersebut. Ia tidak ingin terus-terusan merepotkan Bian. “Papa… papa…” Rani terkejut saat mendengar Shava mengigau memanggil Raga dengan suara lirih. Nafasnya pun terlihat tidak teratur dengan embusan uap nafas terasa panas. Hal itu semakin membuat Rani cemas. Lagipula kenapa Raga tidak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN