Saat ini Raga, Shava dan Rani telah berada dalam perjalanan pulang dari rumah sakit. “Jadi nanti kawat gigi om Bian akan dibuka, Tante?” tanya Shava pada Rani. Saat ini ia duduk di jok belakang bersama Rani karena permintaannya. Rani mengangguk. “Iya,” jawabnya. Bian memakai kawat gigi atas saran dokter untuk memperbaiki posisi rahangnya. Bian juga memasang gigi palsu karena dua giginya yang hilang akibat kegilaan Raga waktu itu. Rani tak tahu bagaimana bisa Raga melakukannya sampai Bian seperti mengalami kecelakaan padahal hanya karena pukulan. Tiba-tiba arah pandangnya mengarah pada tangan Raga yang mengemudikan setir. Samar-samar ia dapat melihat buku-buku jari Raga meninggalkan jejak merah kebiruan. “Kenapa aku baru menyadarinya sekarang?” batinnya. Pantas saja luka yang Bian aami