"Kami cabut, Boss," kata Darman tiba-tiba sambil menginjak puntung rokok yang masih panjang dengan kakinya. Tanpa kata, keempat orang lainnya juga bangkit berdiri meninggalkan Jin seorang diri. Jin menolehkan kepalanya dan tersenyum pahit. Pantas saja mereka kabur. Seorang gadis cantik melipat kedua tangannya di depan dadanya. Jelas saja aksinya itu membuat sesuatu yang sudah menonjol semakin menonjol dan membuat sesuatu yang ada di dalam celana putih abu-abu Jin memberontak seketika. "Sekarang kabur ke sini ya? Nggak di belakang kantin lagi?" tanya Tyas. "Biar aja di sana jadi tempat anak-anak itu," jawab Jin. "Anak-anak itu? Kayak yang udah gede aja," tegur Tyas sambil memonyongkan bibirnya ke arah Jin. Mereka berdua memang belum segila itu langsung bermesraan di tempat ini. Tapi J