Umur dan pengalaman memang guru yang tebaik. Jin masih ingat ketika dia dulu masih remaja. Dia seorang bocah yang introvert. Pergi sekolah, pulang ke rumah, mengurung diri di kamar, belajar. Tak punya teman dekat apalagi pacar. Saat itu, Jin menganggap jika semua anak-anak di sekelilingnya dan seusianya, mempunyai rutinitas yang hampir sama. Bahkan ketika Ibunya sakit keras dan meninggal dunia, Ayahnya tak lama kemudian menyusul juga, Jin hanya menganggap bahwa semua itu sudah guratan takdir dari sang Ilahi. Bahwa sebagai hambaNya, Jin hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya. Pun ketika sebelum meninggal Bapaknya menjodohkan dirinya dengan Lydia. Jin hanya pasrah dan mengikuti saja. Membiarkan semuanya mengalir seperti air. Pasrah menyerahkan semuanya kepada n