Simbokkkkk. Lastri merintih dalam hati. Remasan perlahan dan lembut yang dia rasakan membuatnya tubuhnya terasa lemas tanpa tulang. Lastri juga bisa merasakan area kewanitaannya terasa lain. Seperti ingin disentuh, seperti ingin berteriak dan meminta untuk bergantian dengan bukit kembarnya. "Mhhhhhhh," desahan tak tertahan kembali keluar ketika sebuah tangan lain tiba-tiba saja terasa memegang paha bagian dalam milik Lastri. Tangan itu terasa sedikit kasar tapi Lastri suka, apalagi saat tangan itu perlahan-lahan bergerak menuju ke area yang paling pribadi miliknya. Jantung Lastri makin berdebar-debar tak karuan, seperti sesuatu yang sedang menunggu akhir dari semuanya. Seperti sebuah penantian yang akan segera berakhir. Seperti sebuah kapal yang terapung-apung di lautan dan sebentar lag