"Pa, kita nggak ke rumah calon besan?" tanya Noniek kepada suaminya, Prie. "Calon besan? Maksudmu Legi?" tanya Prie. Noniek menganggukkan kepalanya. "Humph. Dia lagi bikin ulah. Aku tak tahu harus mengambil sikap apa," kata Prie. “Ulah apa Pa?" tanya Noniek penasaran. "Mama tahu kan salah satu kawan dekat Papa yang namanya Martin?" tanya Prie balik. "Martin?" Noniek terlihat kebingungan. "Itu si Sumartono," jelas Prie. Noniek pun tertawa ketika mendengarnya, "Sumartono kok bisa dipanggil Martin?" "Biar keren katanya," jawab Prie sambil tersenyum kecut. "Iya tapi jauh sekali kan Pa?" protes Noniek. "Jauh apanya? Yang namanya Sutarman saja minta dipanggil Arman, yang namanya Sumiasih minta dipanggil Mia, yang namanya Painem minta dipanggil Iin. Kan banyak yang gitu," jawab Prie.