Jiang Xianji dan ketiga tentara lainnya tidak mau mengambil resiko, jadi mereka mengangkat tangan mereka, meletakkan samurai mereka dan segera menyerah. Nyawa Mo Qing Shan jauh lebih penting, jadi mereka hanya bisa menggantungkan harapan, berharap bahwa kapal Chen Wang akan segera tiba.
“Tahan mereka! Mereka sudah tamat sekarang. Lihat saja nanti, aku akan menguliti mereka hidup-hidup!” Pimpinan perompak itu tampak sangat marah. Di waktu yang bersamaan, dia juga tampak lega karena kapal sekutu yang berlayar mereka akan segera menolong mereka.
Tidak banyak waktu yang dibutuhkan agar kapal sekutu Riben itu tiba, mereka sudah sangat dekat dan mungkin hanya memakan waktu tiga puluh menit saja sebelum mereka tiba. Tapi sayang, dewa samasekali tidak ingin membantu para perompak jahat yang telah dengan berani memasuki dan membuat onar di daerah orang lain. Di waktu yang hampir bersamaan, dua kapal besar yang membawa dua hampir dua ratus tentara Luoyang tiba. Bunyi terompet terdengar begitu keras sehingga semua orang dapat mendengarnya. Berdiri di bagian paling depan, Chen Wang telah memegang anak panahnya.
“Kalian yang akan mati.” Mo Qing Shan berkata dengan suara serak. Aroma amis dari darah yang ada di sudut mulutnya dapat dia rasakan saat dia menelan ludah.
Apa yang menjadi nilai telak ketidakberuntungan kapal perompak yang telah rusak itu adalah kapal sekutu yang seharusnya membantu mereka malah memutuskan untuk berbalik arah dan kabur. Mereka tentu saja tidak mau ambil resiko dan membuat diri mereka tertangkap. Tapi Chen Wang tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Chen Wang memerintahkan pada salah satu kapal untuk melakukan pengejaran pada kapal Riben yang memutuskan untuk kabur itu. Dia berjanji bahwa tidak akan satu orang Riben pun yang bisa kabur.
“Lepaskan anak panahnya!” Perintah Chen Wang bergema di tengah lautan lepas. Dan dalam sekejap, ratusan anak panah terbang melintasi lautan dan menembus butiran salju yang berjatuhan.
Para perompak Riben benar-benar berada dalam kondisi dimana mereka tidak lagi bisa kabur. Mereka hanya bisa berlindung agar mereka tidak terkena anah panah dan mati dengan konyol. Dalam waktu yang tidak lama, kapal para tentara Luoyang sudah benar-benar berada di depan mata. Bahkan nahkoda kapal dengan berani menabrak bagian depan kapal milik perompak Riben itu.
“Berhenti!” Pimpinan perompak itu masih ingin melawan. Dia menyeret Mo Qing Shan bersamanya dan keduanya berjalan ke pinggiran pagar kapal.
“Wakil Komandan!” Teriakan Liang Younian terdengar sangat keras sehingga dua tentara yang diikat bersamanya terlihat cukup terkejut.
“Jangan mendekat atau dia akan mati!” Pimpinan perompak itu masih berbicara menggunakan bahasanya, dia tidak peduli apakah Chen Wang dan para tentara yang kini tengah mengepungnya itu mengerti atau tidak.
Chen Wang adalah pangeran kekaisaran. Dia belajar lebih banyak daripada orang-orang yang ada di sana, jadi bukanlah hal yang mengejutkan jika dia tahu dan paham apa yang dikatakan oleh pimpinan perompak itu.
“Kau pikir kami akan menyerah dan tidak berani bertindak hanya demi satu orang itu?!” Chen Wang melompat dari kapalnya dan mendarat di kapal perompak dengan pijakan mantap.
Mo Qing Shan yang mengerti bahasa orang Riben hanya bisa mengutuk di dalam hatinya.
“Oh? Jadi dia tidak berharga?” Pimpinan perompak itu menanggapi.
Chen Wang mengeluarkan pedangnya dari sarungnya sebelum akhirnya berkata, “lalu apakah menurutmu dia orang yang penting?”
Pimpinan perompak itu terlihat begitu frustasi saat dia berteriak dengan marah, “mundur atau ku lempar dia ke laut.”
Chen Wang tentu saja tidak akan mengikuti perintah perompak. Alih-alih mundur, dia malah maju beberapa langkah sembari mengayunkan pedangnya. Di waktu yang bersamaan dia berkata, “kau tidak dalam posisi yang bisa bernegosiasi denganku. Aku memiliki pasukan bersamaku dan kau akan mati.”
Pandangan Chen Wang jatuh ke Mo Qing Shan dan luka di perut pemuda itu, dia lalu tersenyum sembari berkata, “kau ingin melemparnya? Silahkan saja.”
Langkah Chen Wang semakin dekat dan dia dengan kecepatan yang tidak terduga dia mengayunkan pedangnya untuk melukai kepala perompak itu. Lengan pemimpin perompak itu terkena goresan pedang dan di waktu yang hampir bersamaan, dia jatuh ke laut bersama dengan Mo Qing Shan.
Chen Wang cukup terkejut dengan perubahan situasi itu. Dia tanpa banyak berpikir langsung melompat ke laut.
“Wangye!” Bahkan Jiang Xianji yang telah lepas dari ikatannya pun tanpa ragu melompat. Beberapa tentara juga menceburkan diri mereka untuk menolong Chen Wang dan Mo Qing Shan.
Di saat salju turun, air laut menjadi sangat dingin. Dan Mo Qing Shan sudah kehilangan banyak darah. Dia berusaha menggapai sesuatu yang bisa digapainya, tapi tanganya juga tidak melepaskan tangan pimpinan perompak itu, dia tidak mau pimpinan perompak itu kabur.
“Mo Qing Shan!” Chen Wang tiba di saat yang tepat. Dia segera menggapai Mo Qing Shan yang nyaris mati.
Jiang Xianji tetaplah orang yang akan memprioritaskan Chen Wang. Jadi dia terlebih dahulu membantu Chen Wang sebelum akhirnya menolong Mo Qing Shan. Orang-orang yang masih berada di air satu persatu naik ke atas kapal begitu simpul tali yang dibuat menyerupai anak tangga diturunkan.
“Wangye, apakah Wangye baik-baik saja?” Tanya Jiang Xianji yang saat itu langsung menutupi tubuh Chen Wang dengan jubah yang tebal.
Chen Wang menggelengkan kepalanya seraya memberitahu bahwa dia baik-baik saja. Bibir Chen Wang membiru karena dingin, dia berkata dengan suara yang sedikit gemetar, “cepat bantu Mo Qing Shan, dia terluka. Jangan biarkan dia terlalu lama memakai pakaian dingin.”
Gubernur Xu baru saja kembali. Dia melaporkan, “Wangye, pimpinan perompak telah berhasil diamankan. Dia akan dijaga secara ketat, begitu pula dengan anak buahnya.”
“Lalu bagaimana dengan satu kapal lainnya?” Tanya Chen Wang.
Xu Guang Xi menjawab, “mereka masih dalam pengejaran. Saya rasa mereka membutuhkan waktu lebih banyak.”
Kapal yang ditumpangi Chen Wang kembali terlebih dahulu, mereka akan kembali ke pelabuhan Jiangnan karena kondisi Mo Qing Shan yang sangat memerlukan penanganan dari tabib. Satu kapal lainnya akan segera menyurul.
*/
Semenjak Zhou Meng menyatakan keinginannya untuk melamar dirinya, Mo Qi Yue tampak murung. Dia tidak sepenuhnya murung, dia hanya jarang berbicara dan Tong Nian sering mendapati majikannya itu melamun. Entah apa yang membuat Mo Qi Yue berpikir begitu keras, tapi sepertinya dia jatuh ke dalam pemikiran yang dalam.
“Nona, ini teh hangat. Nona minumlah agar tubuh nona tidak dingin.” Tong Nian dengan hati-hati menuangkan teh bungan plum ke dalam sebuah cangkir mungil.
Mo Qi Yue mengambil cangkir itu, meniup teh yang ada di dalamnya sebelum akhirnya meminum teh bunga plum itu dengan anggun.
Tong Nian tidak lagi merasa sungkan pada Mo Qi Yue, namun rasa hormatnya tidak pernah dia lupakan sekalipun. Tong Nian merasa bahwa majikannya itu membutuhkan seseorang untuk diajak bicara, dan Tong Nian dengan senang hati ingin menjadi orang itu. Jadi dia menawarkan dirinya, terlepas dari apakah Mo Qi Yue mau bercerita padanya atau tidak.
“Nona sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Apakah itu tentang tuan muda Zhou?” Tanya Tong Nian.
Karena hanya memiliki Tong Nian sebagai sahabatnya, maka Mo Qi Yue memutuskan untuk membagi pemikirannya dengan gadis yang dijual sebagai b***k ke keluarga Mo itu. Mo Qi Yue mengangguk pelan dan berkata, “aku hanya memikirkan untuk mempertimbangkan tawaran dari Zhou Meng. Bagaimana menurutmu?”
“Itu ….,” Tong Nian tampak ragu.
Dia tidak tahu bagaimana harus menjwab pertanyaan dari Mo Qi Yue. Apa yang ada di dalam pemikiran Tong Nian saat ini adalah Mo Qing Shan. Gadis itu khawatir jika Mo Qing Shan akan terluka begitu dia tahu bahwa Mo Qi Yue sudah memikirkan pernikahanya. Tong Nian tahu bahwa dia salah, dia tidak seharusnya membuat pemikiran seperti itu, hanya saja itulah yang ada di benaknya sekarang.
Mo Qi Yue tampak menagih jawaban Tong Niang, “katakan saja apa yang kau pikirkan. Aku tidak akan memarahimu atas jawaban yang kau berikan padaku.
“Apa yang ingin saya katakan adalah…., apakah nona benar-benar menyukai tuan muda Zhou? Apakah nona nyaman berada di dekatnya? Saya memang tidak tahu apa-apa, tapi NianNian mengenal nona sejak NianNian masih kecil, NianNian tahu betul apa yang nona sukai dan tidak sukai. Dan melihat dari cara nona bersikap saat berada di dekat tuan muda Zhou, nona sepertinya tidak terlalu nyaman berada di dekatnya.” Kata Tong Nian panjang lebar.
Mo Qi Yue menurunkan pandangannya, bulu matanya terkulai, dia berkata dengan suara pelan. “Kau rupanya menyadarinya.”
Tong Nian mengangguk, “tentu saja saya mengetahuinya. Satu-satunya orang yang bisa membuat nona merasa nyaman adalah tuan muda.”
Mo Qi Yue terkekeh dan berkata, “dia adalah adikku, tentu saja aku merasa nyaman berada di dekatnya.”
Setelah keheningan yang tidak terlalu lama, Mo Qi Yue melanjutkan ucapannya. “Aku hanya berpikir untuk memulai hidup baru. Aku rasa sudah waktunya aku berkeluarga. Aku tidak mau menjadi beban keluarga ayah dan ibu.”
Tong Nian, “nona jangan berkata seperti itu. Tuan dan nyonya samasekali tidak pernah menganggap nona sebagai beban keluarga. Bagi tuan dan nyonya, nona dan tuan muda itu adalah kebahagiaan mereka. Mereka mungkin akan sedih jika nona segera menikah dan meniggalkan mereka.”
Mo Qi Yue tersenyum dan mengangguk, “kau memang sangat pandai dalam berbicara. Sejak kapan NianNian kita ini menjadi lebih dewasa? Aku rasa kau juga perlu mencari seorang suami.”
“Nona, NianNian masih ingin tinggal bersama nona. NianNian tidak akan kemana-mana.” Kata Tong Nian.