Dalam perjalanan mengantar Sena kembali ke apartemennya, keduanya terdiam. Seharian ini memang menyenangkan sekali, dan Rayhan tidak pernah menyangka bahwa Bima sebaik hati ini sampai bersedia mempertemukannya dengan Sena padahal semua masalahnya belum juga selesai. “Kok Diem aja?” Sena yang terlebih dulu bersuara. “Belum rela mau di pisahin lagi sama kamu.” Jawab Rayhan di balas senyuman getir oleh Sena. Karena sebenarnya perasaan mereka berdua sama saja. “Seharian ini rasanya berharga banget karena kangen-kangenan sama kamu.” Tambah Rayhan lagi. “Aku akan lebih sering kirim email.” Ucap Sena. “Kenapa nggak kirim pesan lagi aja kya dulu?” “Nanti kamu di marahin bang Bima, aku nggak mau kamu sampai di pukul. Kalau kamu berani coba kamu minta nomor aku ke bang Bima. Ngomongnya pelan-