“Saujana...” Untuk sekian kali Nata panggil namanya dengan suara lembut, gawatnya berhasil buat bulu tengkuk Saujana meremang. “Kamu nggak mendengar saya?” Saujana mengerjap, Nata sudah melepas pelukan dan pernyataan yang di sampaikan tadi sudah berlalu beberapa menit tanpa jawaban dari Saujana. Dia terlalu terkejut, bingung dan tidak siap. Ternyata tidak sedang bermimpi atau hanya halusinasi saja. Semua benar terjadi, pelukan dan pernyataan yang hampir membuat Saujana kewalahan atasi debaran jantungnya. “Ya, Maaf saya...” Nata menghela napas, “Kamu melamun sejak tadi. Sudahlah...” Saujana kembali diam, Nata semakin curiga. Ini kesempatan... Nata tertarik, artinya masih bisa berkembang luas menjadi perasaan cinta, kan? Namun, Saujana ragu dan pilih bungkam, usahanya un