Happy Reading... . . Nata kian gemas. Mulai melangkah maju, Saujana terimpit dengan kaki sudah mentok pada sisi meja. Tidak ada ruang untuk melarikan diri, apalagi tatapan Nata begitu intens. Tidak ada jarak karena Nata memajukan wajah hingga Saujana pegal dengan posisinya. Posisinya bisa terjatuh menimpa meja jika tidak terpaksa tangan satunya yang tadi menahan dadà Nata jadi mengerat di kaosnya juga tangan Nata menyusup di pinggangnya. Beberapa detik berlalu, keduanya tidak ada yang bicara hanya saling menyelami tatapan masing-masing. Posisi, tatapan, sentuhan yang intim membuat jantung Saujana berdebar-debar. Mereka lupa jika ada Aiya dibalik pintu ruangan yang bisa kapan pun terbuka memergoki keduanya. Nata menyeringai, “Kamu berani—“ Benar saja, saking keduanya tidak sad