Malam itu, aku tidur dengan nyenyak. Mungkin terlalu lelah. Perjalanan menuju pesantren dan agenda mengelilingi area pesantren yang luas telah membuat tubuhku mengeluarkan energi yang jauh lebih besar dari pada sehabis berolah raga lari keliling lapangan sekolah. Pagi itu, hampir saja aku tak mendengar suara azan berkumandang. Jika tidak dibangunkan oleh Bunda. Rasanya masih ingin terus melanjutkan tidur dengan pulas. Bunda dan Kakek ada agenda mengurusi kepindahan pekerjaan dari provinsi Kalimantan Barat ke provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sambil menunggu Bunda bersiap, aku dan Kakek duduk di teras sambil minum teh nasgitel. "Kek, dulu Endit pernah bertanya pada Kakek, mengapa nama provinsi Jogja ditambah dengan kata istimewa. Apa ya alasannya? Endit lupa." Kakek tersenyum sambi