Dini hari ini aku terbangun. Bukan karena hendak buang air kecil atau pun memang dengan sengaja hendak salat tahajud. Melainkan aku terjaga dari mimpi buruk. Aku melihat sebuah rumah yang sangat mewah. Lantainya terbuat dari bahan yang berkilau. Mirip dengan lantai mesjid di kampus Bunda. Hiasan pada dindingnya berkilau keemasan. Sepertinya memang terbuat dari emas sungguhan. Akan tetapi, dalam ruangan sebagus itu aroma yang tercium sangat membuatku mual dan takut. Bau anyir seperti darah dan amis seperti ikan busuk memenuhi rongga hidungku. Aku menutupi lubang hidung dengan menggunakan telapak tangan kananku. Mataku melihat ke sekeliling, hendak mencari sumber bau ini. Sepi, tak nampak seorang pun di sini. Angin dingin menerpa kulitku. Segera kuangkat telapak tangan kiri, mencoba mene