Enam tahun kemudian, di Diamond Rose Hotel, Kanada. Matahari pagi menembus jendela kamar suite, memancar hangat namun tidak cukup untuk meredakan sakit kepala Damien yang berdenyut-denyut. Perlahan, ia membuka matanya, mencoba memahami situasi sekitarnya. Pemandangan yang dilihatnya adalah kamar hotel yang kacau balau. Botol-botol minuman tergeletak sembarangan, pakaian tersebar di seluruh lantai. Damien menghela napas panjang, merasa pusing dan sedikit mual. Di sampingnya, dua wanita muda terbaring tanpa busana. Damien mengenali mereka sebagai resepsionis hotelnya, Ana dan Lila, keduanya masih tertidur pulas. Damien berusaha mengingat kejadian semalam, ia merasa seolah-olah kabut tebal menghalangi ingatannya. Rasa sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi saat ia mencoba mengingat deta