“Austin Harold?” Suara Damien terdengar lirih namun tajam. Tyler menatap Damien sesaat, keduanya saling bertukar pandang penuh tanda tanya. Nama itu—mereka merasa samar-samar pernah mendengarnya di suatu tempat. Tyler, tanpa sadar, melirik ke arah Austin, mencoba merangkai kenangan yang melintas di benaknya. Namun tatapan itu hanya membuatnya mendidih. Senyum percaya diri yang tersungging di bibir Austin benar-benar membuatnya muak—senyum dari seorang pria tampan yang tahu betul daya tariknya, seakan yakin bisa menaklukkan siapa saja. Apalagi dia tadi melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana reaksi Nathalie, Dona dan Tessa saat Austin melintas. Ketiga wanita itu seperti terhipnotis, tak bisa menyembunyikan ketertarikan mereka, dan itu menambah bara dalam amarah Tyler. “Argg! A

