Cahaya matahari terasa begitu menyilaukan, Shaila terpaksa membuka mata dari tidur nyenyaknya. Meskipun semalam mereka tidur lebih cepat karena Ken hanya melakukan satu ronde saja, tetapi Shaila merasa kurang tidur. Ia pun menyadari bahwa beberapa hari terakhir ia cepat sekali lelah dan sering mengantuk, intinya malas-malasan. Shaila bahkan tak ingat sudah berapa hari ia tidak masuk kerja. Matanya langsung menyorot pada jam dinding, membuatnya sedikit merasa lega karena ia masih sempat untuk bersiap dan berangkat bekerja. Menghempas semua rasa malasnya Shaila membersihkan diri dan bersiap-siap, Shaila mungkin akan mampir diluar untuk sarapannya atau ia akan meminta Hani untuk membelikan makan pagi untuknya. "Kau sudah bangun?" Suara itu menyentak Shaila dari kegiatan menutup pintu kamar.